MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI
MAKALAH PENGANTAR
GEOFISIKA
SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI
[LOGO]
Dosen Pengampu: [...]
Disusun Oleh : [....]
SEMESTER [GANJIL/GENAP]
TAHUN AKADEMIK [.../...]
KEMENTERIAN [...]
UNIVERSITAS [...]
FAKULTAS [...]
[KOTA]
[TAHUN]
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jagat
Raya merupakan sebuah ruang yang berisi perpaduan antara energi dan materi. Di
dalamnya terdapat galaksi yang tersusun dari ribuan bintang-bintang yang salah
satunya adalah matahari. Matahari merupakan pusat tata surya bagi bumi dan
planet-planet lainnya. Bumi sendiri terbagi menjadi beberapa lapisan yaitu
lapisan litosefer sebagai lapisan paling luar, astenosfer sebagai lapisan
dibawah litosfer, dan inti bumi sebagai lapisan paling dalam. Bumi memiliki
bentuk permukaan yang berbeda-beda diantaranya yaitu daratan, lautan,
perbukitan, lembah, pegunungan dan lain-lain. Sedangkan unsur yang terkandung
didalam bumi meliputi nitrogen, hydrogen, dan oksigen.
Hal
tersebut yang menjadikan bumi memiliki keunikan dibandingkan dengan
planet-planet lainnya karena di bumi terdapat tanda-tanda kehidupan, sehingga
dapat dihuni oleh makhluk hidup. Bumi yang kita huni sekarang ini tidak muncul
begitu saja. Semuanya membutuhkan proses yang lama dari miliyaran tahun yang
lalu. Proses itu terjadi secara bertahap dan terdapat beberapa teori mengenai
proses pembentukan bumi. Salah satunya yaitu teori Big Bang. Dari teori tersebut, kami mengkaji lebih lanjut sehingga
dihasilkan makalah dengan judul “Sejarah Terbentuknya Bumi”. Dalam makalah ini
menjelaskan mengenai peristiwa-peristiwa mulai dari terbentuknya bumi sampai
fenomena setelah bumi terbentuk.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana proses
terbentuknya jagat raya?
b. Bagaimana sejarah
terbentuknya bumi?
c. Apa saja peristiwa yang
terjadi setelah bumi terbentuk?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan proses
terbentuknya jagat raya.
b. Menjelaskan sejarah
terbentuknya bumi.
c. Mengetahui peristiwa yang
terjadi setelah bumi terbentuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses
Terbentuknya Jagat Raya
Jagat
raya merupakan istilah lain dari alam semesta. Menurut ilmu astronomi atau ilmu
yang mempelajari ihwal bintang, jagat raya atau alam semesta disebut dengan Cosmos, yang sebenarnya merupakan sebuah
tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia tinggal. Di
dalam jagat raya ini juga terdapat bermilyar-milyar bintang, planet, komet,
meteor, serta benda-benda langit lainnya seperti gas, debu, dan kabut. Semua
elemen-elemen jagat raya tersebut bergerak secara teratur.
Jagat
raya adalah kata atau istilah yang digunakan untuk menjelaskan keseluruhan
materi, baik materi yang nyata maupun tidak nyata, serta ruang tempat seluruh
materi itu berada. Materi dalam jagat raya mencakup bumi dan segala isinya,
planet, bintang, tata surya, galaksi, serta peristiwa yang melingkupinya. Jagat
raya sangatlah luas, yang terbentuk milyaran bahkan triliunan tahun yang lalu
sebelum manusia diciptakan, sehingga proses terbentuknya belum diketahui secara pasti oleh manusia.
Oleh sebab itu, beberapa manusia jenius melakukan pendekatan ilmiah untuk
mencari tahu mengenai proses pembentukan jagat raya.
Beberapa teori yang menjelaskan mengenai proses
pembentukan jagat raya :
a.
Teori Big Bang
Teori Big Bang (dentuman besar) adalah salah
satu teori dalam kosmologi (ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah jagat
raya) yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari jagat raya. Teori ini
dikemukakan pertama kali oleh Edwin Huble. Ide utama dari teori ini yaitu yang menyatakan bahwa pada 15 milyar tahun
yang lalu, alam semesta berupa partikel tunggal yang mengalami penigkatan
kerapatan dan suhu secara terus menerus, hingga suatu ketika mengalami ledakan
yang sangat besar. Partikel tersebut pecah dan terlempar ke segala arah secara
acak. Pecahan partikel itulah yang akan menjadi embrio alam semesta, seperti
planet, galaksi, maupun bintang. Teori Big
Bang dikenal pula dengan sebutan teori Super
Dense, yaitu berisi pernyataan bahwa apabila alam semesta mengalami
pengembangan hingga skala tertentu, maka saat kita kembali ke dalam waktu,
galaksi-galaksi akan mendekat hingga terkonsentrasi pada satu titik dan
membentuk gumpalan yang sangat padat, atau disebut juga sebagai super dense agglomeration.
b.
Teori
Kabut (Nebula)
Teori nebula pertama kali
dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1688-1772 yang selanjutnya
disempurnakan kembali oleh Imanuel Kant pada tahun 1724-1804, yang menyatakan
bahwa dengan melakukan analisa peluruhan radioaktif dalam meteorit,
terbentuknya tata surya dapat ditelusuri kembali pada 4,6 milyar tahun yang
lalu. Kemudian pada tahun 1796, teori ini dikembangkan kembali oleh Pierre
Marquis de Laplace yang dikenal dengan teori Nebula Kant-Laplace. Teori ini
menjelaskan tentang tata surya berasal dari kabut raksasa yang terbentuk dari
es, debu, dan gas yang sebagian besar berupa hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimiliki oleh kabut raksasa ini mengakibatkan kabut tersebut mengempis dan
berputar pada suhu tertentu sehingga suhu kabut memanas dan menjadi bintang
yang sangat panas, disebut sebagai matahari. Sementara itu, partikel es dan gas
yang ada di sekitar matahari memadat dan menjadi planet. Laplace berpendapat
bahwa orbit planet bentuknya hampir melingkar.
c. Teori
Planetesimal
Teori planetesimal
pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Amerika, yaitu T.C Chamberlein dan F.R
Moulton pada tahun 1843-1952. Teori ini menyatakan bahwa awalnya mtahari telah
terbentuk sebagai bintang yang sangat panas, hingga suatu ketika ada bintang
lain yang bertemu dengan matahari pada jarak yang cukup dekat. Akibat jarak
yang dekat itulah maka terjadi tarik-menarik antara bintang dan matahari. Saat
bintang kembali menjauh, terdapat sebagian bahan-bahan yang terlepas dan ada
pula yang membeku sebagai planetisimal yang melayang di angkasa, yang kemudian
akan menjadi planet yang mengelilingi matahari (Sulastri dan Priambodo, 2012).
Selain itu, menurut Karyana pada tahun 2010, disebutkan bahwa awalnya terdapat
gumpalan tata surya yang berbentuk spiral.
Kabut tersebut terdiri atas butiran material yang sangat padat yang
disebut planetesimal, yang berputar pada orbit bebasnya sehigga saling
bertubrukan, sehingga mengakibatkan
gumpalan membesar dan memadat. Gumpalan yang paling besar dan paling
panas adalah matahari, sedangkan
gumpalan lain yang mengitarinya adalah planet-planet.
d. Teori
Pasang Surut
Teori pasang surut
pertama kali dikemukakan oleh Buffon pada tahun 1707-1708. Buffon mengemukakan
bahwa tata surya awalnya berasal dari suatu materi Matahari yang terlempar
dikarenakan bertumbukan(benturan) dengan sebuah komet. Jeffreys dan
Jeans juga
mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari adanya efek pasang suatu gas
pada matahari. Efek pasang
suatu gas gas tersebut disebabkan karena
suatu gaya gravitasi sebuah bintang besar yang melintasi
matahari. Gas panas tersebut kemudian terlepas dari matahari dan setelah itu mulai
mengorbit(mengelilingi)
matahari. Selanjutnya, gas panas tersebut akan berubah menjadi bola cair.
Tiap-tiap bola tersebut
secara perlahan
akan mendingin dan membentuk suatu lapisan
keras yang dimana
sekelilingnya menjadi planet-planet dan satelit-satelit.
e. Teori
Awan Debu (Proto Planet)
Teori
Awan Debu (Proto Planet) pertama kali dikemukakan oleh ahli astronomi Jerman bernama Carl Von
Weizsaecker tahun 1940. Teori awan debu kemudian disempurnakan oleh ahli astronomi belanda
bernama Gerard Peter Kuiper pada tahun 1950. Teori proto planet menyatakan bahwa
tata surya awalnya
terbentuk dari suatu gumpalan awan debu dan gas yang
jumlahnya sangat banyak. Lebih dari 15.000 juta tahun lalu salah satu gumpalan tersebut mengalami
pemadatan dan kemudian menarik
partikel debu
sehingga membentuk gumpalan bola, pada saat itulah terjadi pilinan. Dengan
adanya pilinan, gumpalan bola tersebut
kemudian menjadi pipih menyerupai cakram, yaitu di bagian tengahnya tebal dan di
bagian tepinya
berbentuk pipih. Pada bagian tengah yang lebih tebal berpilin lebih
lambat daripada di bagian tepinya. Partikel-partikel yang berada di bagian
tengah saling berhimpit
sehingga menimbulkan panas dan cahaya, yang kemudian menjadi matahari. Partikel
yang berada di bagian tepi berpilin lebih cepat dan menyebabkan gumpalan debu dan awan gas menjadi
terpecah-pecah membentuk gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan
tersebut kemudian membeku menjadi bahan planet dan satelitnya.
f. Teori Bintang
Kembar
Teori
bintang kembar pertama kali dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris bernama R.A
Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori tersebut mengemukakan bahwa
galaksi berisi banyak kombinasi bintang kembar. Oleh karena itu, Lyrdewn
menganggap matahari memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang
kembaran dari matahari tersebut kemudian meledak menjadi unsur-unsur gas dan
tertangkap oleh
gaya gravitasi matahari. Awan gas selanjutnya mendingin membentuk planet dan
satelit yang mengelilingi matahari dan membentuk suatu tata
surya. Sejarah Terbentuknya Bumi dapat dipisahkan dari peristiwa terbentuknya
jagat raya. Keduanya saling berkaitan meskipun bumi hanyalah planet kecil di
dalam tata surya.
2.2 Sejarah
Terbentuknya Bumi
Dalam suatu
sistem tata surya, matahari sebagai pusat yang dikelilingi oleh planet-planet
seperti merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Disitu,
bumi tidak diam saja tetapi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari.
Jarak antara bumi dan matahari berdasarkan posisinya adalah kurang lebih
sekitar 150 juta km sedangkan lintasan bumi yang berbentuk bulat memiliki
jari-jari kurang lebih sekitar 6.370 km.
Bumi adalah
planet yang di dalamnya terdapat tanda-tanda kehidupan. Semua makhluk
hidup berada di sana dan dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Bumi yang sedang kita
tempati ini tersusun dari lapisan-lapisan bumi dan ada pula bahan-bahan
material yang membentuk bumi. Pada mulanya, bumi tidak seperti yang sekarang
ini. Tidak memiliki lapisan atmosfer bahkan di permukaan bumi pun tidak ada
air.
Matahari dan planet-planet lainnya dalam sistem tara surya terbentuk
berdasarkan teori nebula. Nebula adalah massa yang besar yang terdiri atas
partikel debu dan berbagai macam gas. Sedangkan unsur-unsur utamanya yaitu hidrogen
dan helium, juga ada elemen-elemen berat lainnya. Nebula ini bereaksi karena
ledakan bintang di daerah terdekat yang terjadi sekitar 4,6 milyar tahun lalu. Saat
proses itu terjadi, suhunya turun dan berputar sangat cepat. Akibat dari
pendinginan itu kemudian menyusut dan berotasi sangat cepat, akhirnya bagian
luar awan terpisah dari tubuh utama. Tata surya ini terbentuk oleh salah satu
cincin yang terpisah dari awan gas. Cincin yang kemudian menyusut dan pusat
awan padat menjadi panas lalu membentuk matahari. Karena
gravitasi maka bagian luar cincin terkumpul bersama dan menjadi protoplanet,
salah satunya adalah menciptakan adanya planet bumi. Bola gas panas ini
kemudian mengalami pendinginan akibatnya gas-gas yang berada di dalamnya kental
menjadi lava. Penurunan temperatur yang berkelanjutan ini membuat lava menjadi
padat dan membentuk kerak bumi. Pada saat proses pembekuan, logam berat seperti
besi turun ke pusat lalu membentuk inti bumi. Selain itu, bagian yang tersisa dari
lava membentuk mantel bumi yang berada tepat di bawah kerak bumi.
Beberapa tahapan terbentuknya bumi berdasarkan teori
nebula adalah :
a) Matahari
dan planet lainnya bentuknya masih gas yaitu kabut yang pekat dan besar.
b) Akibat
gaya gravitasi maka pada
pusat lingkaran kabut bersirkulasi dan
memadat.
c) Terbentuk
planet-planet yang berasal dari materi-materi kecil dan saat yang bersamaan
terbentuknya matahari yang ukurannya lebih kecil dari matahari.
d) Materi
tersebut tumbuh dan membesar yang kemudian melakukan gerakan teratur dengan
mengorbit matahari
dalam satu orbit yang tetap.
Saat proses pendinginan bumi, sebagian besar uap
keluar dari kerak. Sebagian besar uap dan berbagai macam gas lainnya juga
keluar akibat dari letusan gunung berapi. Apabila di bumi suhunya sangat
tinggi, maka semua air tetap dalam bentuk uap yang mengelilingi permukaan bumi.
Saat di bumi suhunya turun,
semua uap akan terkondensasi membentuk awan. Di permukaan bumi terbentuk
resultan air hujan yang terakumulasi dalam kawah. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya pembentukan lautan.
Pada awalnya,
atmosfer bumi terdiri atas hidrogen dan helium. Tetapi karena gravitasi bumi
tidak kuat akhirnya gas-gas itu menghilang ke angkasa. Lalu akibat dari
tabrakan dengan komet, membuat bumi kaya akan air dan gas penting lainnya
seperti nitrogen, karbon dioksida, amonia, metana, dan lain sebagainya. Dampak
dari tumbukan dengan komet dan letusan gunung berapi, gas yang keluar
memberikan kontribusi pada pembentukan di permukaan bumi. Di atmosfer sebagian
besar oksigen ditemukan setelah muncul kehidupan di bumi yaitu pada saat proses
fotosintesis.
Bumi terus mengalami mekanismesecara
bertahap dalam perkembangannya sampai terbentuk seperti sekarang ini. Dalam
proses pembentukan bumi ada tiga tahap diantaranya:
a) Bumi
awalnya adalah planet yang masih homogen dan belum mengalami perbedaan atau
perlapisan unsur;
b) Perlapisan
struktur bumi terbentuk melalui diferensiasi. Material besi yang memiliki berat
jenis lebih besar maka akan tenggelam sedangkan yang memiliki berat jenis lebih
ringan maka akan bergerak ke permukaan; serta
c) Bumi
terbagi atas 5 lapisan yang meliputi inti luar, inti dalam, mantel luar, mantel dalamdan kerak
bumi.
Terdapat
beberapa teori yang menjelaskan mengenai perkembangan bumi, yaitu:
a. Teori
kontraksi
Teori kontraksi yang dikemukakan
oleh James Dana di AS pada
tahun 1847 dan Elie de Baumant di Eropa pada tahun 1852.
Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan(pengeratan) karena
terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan-pengerutan itu
mengakibatkan bumi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti
buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering kulitnya akan mengerut.
b. Teori Dua
Benua
Teori
dua benua dikemukakan oleh Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan Frank
B. Taylor (1910) mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya terdapat dua benua di
kedua kutub bumi, yaitu
Laurasia (letaknya berada di sekitar kutub utara bumi) dan Gondwana (letaknya
berada di sekitar kutub selatan bumi). Kemudian kedua benua itu bergerak
perlahan-lahan mengarah ke equator bumi dan pada akhirnya terpecah membentuk
benua-benua kecil. Akibatnya Laurasia terbagi-bagi menjadi Asia, Eropa, dan
Amerika Utara. Gondwana terbagi-bagi menjadi Australia, Afrika, dan
Amerika Selatan.
c. Teori
Apungan Benua
Teori apungan
benua pertama kalinya ditemukan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912. Wegener menyampaikan
teori mengenai perkembangan yang terjadi pada bentuk permukaan bumi yang pada mulanya merupakan
sebuah benua besar yang bernama Pangea, dan sebuah samudra bernama
Panthalasa. Benua tersebut selanjutnya terpecah dan mengalami
perubahan-perubahan yang disebabkan pergerakan lempeng di dasar laut.
Pecahan-pecahan tersebut kemudian mengarah kea rah equator yang disebabkan oleh
gerakan rotasi bumi sentrifugal. Adanya bukti-bukti kesamaan garis pantai antara Amerika Selatan
bagian timur dan Afrika bagian barat dengan adanya kesamaan pada jenis fosil dan batuan di kedua
daerah tersebut tersebut
mendukung adanya teori ini.
d. Teori
Konveksi
Menurut Hess,
pada saat bumi masih dalam keadaan yang panas dan berpijar, terjadi aliran-aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan
astenosfer (lapisan diantara litosfer dan mantel atas bumi) yang agak kental.
Aliran tersebut mempengaruhi kerak bumi yang ada diatasnya. Aliran konveksi yang
merambat menuju bagian dalam kerak bumi menyebabkan batuan di kerak bumi
menjadi lunak. Gerak aliran konveksi dari dalam mengakibatkan permukaan bumi
menjadi tidak rata.
e. Teori
Pergeseran Dasar Laut
Teori Pergeseran
Dasar Laut milik Robert Diesz yang merupakan Ahli Geologi
dasar laut dari Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi Hess. Penelitian topografi (bentuk
permukaan) dasar laut yang telah dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran
dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya. Dari penyelidikan umur sedimen dasar laut
mendukung teori tersebut, yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya
makin tua. Hal itu berarti ada pergerakan yang arahnya berasal dari punggung dasar laut.
f. Teori Lempeng
Tektonik
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh
Ahli Geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker. Kedua ahli itu mengemukakan bahwa teori ini merupakan teori yang
menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Kerak bumi dan juga litosfer yang mengapung di atas lapisan
astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar
dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan
masuk kembali ke dalam lapisan dan
bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut
merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan terdapatnya palung laut dan pulau vulkanis. Pada
daerah transform fault itu aktivitas gempa bumi sering terjadi akibat pergeseran kerak bumi
yang berlangsung secara terus-menerus sehingga lempeng kerak bumi terpecah-pecah. Karena
lempeng-lempeng itu terdapat di atas lapisan yang cair, panas, dan
elastis (astenosfer) maka lempeng-lempeng menjadi bergerak secara tidak
beraturan. Di dalam gerakannya terkadang ada dua
lempeng yang saling menjauh di sepanjang patahan, ada juga lempeng-lempeng yang
saling bertabrakan sehingga menimbulkan gempa yang dahsyat. Lempeng-lempeng
itulah yang dinamai lempeng
tektonik.
2.3 Peristiwa
Yang Terjadi Setelah Bumi Terbentuk
Pada awalnya bumi terbentuk dalam keadaan
padat dan sangat panas, dan mengembang secara terus-menerus hingga hari ini. Keadaan panas tersebut lama-
kelamaan akan menjadi dingin sehingga terbentuk kerak bumi. Bagian bumi yang
berbentuk padat disebut litosfer, bagian yang berbentuk cair disebut hidrosfer,
dan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer, sedangkan tempet berlangsungnya
kehidupan makhluk hidup disebut biosfer. Sejarah kehidupan di bumi dapat
diungkap dengan mempelajari fosil yang tertanam dalam batuan sedimen. Bumi
telah berusia kurang lebih 3000 juta tahun yang lalu, namun adanya
kehidupan pertama di bumi baru sekitar 2000 tahun yang lalu. Kehidupan pertama
di bumi adalah makhluk
bersel satu seperti mikroba dan bakteri. Kehidupan selanjutnya yaitu kehidupaan
tanaman bersel tunggal yang mempunyai kemampuan memfotosintesis senyawa karbon
menggunakan energi matahari yang menghasilkan karbohidrat monosakarida dan
melepas oksigen. Kehidupan selanjutnya yaitu tanaman multisel eukariotik dan
hewan primitif seperti protozoa yang menjadi keragaman pada era ini.
Sejarah kehidupan di bumi
dikelompokkan menjadi lima masa, yaitu_:
a.
Masa
Arkhean (3,8- 2,5 milyar tahun yang lalu)
Pada masa ini untuk 2 juta tahun pertama
muncul kehidupan yang
pertama, yaitu sel prokariot. Prokariot memperoleh energi melalui respirasi
anaerob dan fermentasi. Prokariot dibagi menjadi dua yaitu eubakteri dan archaebacteria .
Evolusi eukariot sel tunggal merupakan awal bagi kehidupan organisme
multiseluler pertama pada satu juta tahun berikutnya.
b.
Masa
Protezoik (2,5 milyar - 544 juta tahun yang lalu)
Pada masa ini
eubacteria melakukan fotosintesis dan oksigen akan terakumulasi di atmosfer. Hasil dari oksigen ini akan
membantu terbentukya lapisan ozon yang melindungi dari radiasi UV dan
memungkinkan kehidupan dari akuatik ke perairan dangkal.
c.
Masa
Paleozoik (544 - 248 juta tahun yang lalu)
Pada masa ini terbentuk enam kingdom
organisme yang hidup di perairan yaitu eubakteria, archaebakteria, protista, fungi, plantae, dan
animalia. Sebelum
masa ini berakhir organisme sudah mulai hidup di daratan.
d.
Masa
Mesozoik (248 - 65 juta tahun yang lalu)
Pada masa ini terjadi radiasi aktif
vertebrata seperti ikan, dinosaurus, dan nenek moyang mamalia. Hal ini terjadi
karena diperkirakan sebuah asteroit besar menghantam bumi dan memusahkan
kelompok tersebut.
e.
Masa
Senozoik (65 juta tahun yang lalu - sekarang)
Pada masa ini terjadi pergeseran kerak bumi dan terbentuk
gunung-gunung yang mengakibatkan pergantian iklim. Hal ini mengakibatkan manusia terkena radiasi
adaktif dan mendominasi
bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.
Ada beberapa teori mengenai
proses pembentukan alam semesta, satu diantaranya adalah teori Big Bang. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya jagat raya berupa partikel
tunggal yang mengalami pemadatan dan peningkatan suhu secara terus-menerus hingga
partikel tersebut mengalami ledakan dahsyat. Serpihan ledakan itulah yang akan
membentuk planet, nebula, dan bintang. Selain teori Big Bang, ada pula teori
Kabut (Nebula), teori Planetisimal, teori Pasang Surut, teori Awan Debu
(Proto Planet), dan teori Bintang Kembar.
b.
Awal Bumi terbentuk planet yang masih
homogen dan belum mengalami perbedaan
atau perlapisan unsur, kemudian perlapisan struktur bumi terbentuk melalui diferensiasi.
Material besi yang memiliki berat jenis lebih besar maka akan tenggelam
sedangkan yang memiliki berat jenis lebih ringan maka akan bergerak ke
permukaan bumi, dan pada akhirnya bumi terbagi atas lima lapisan yang meliputi
inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
c.
Setelah bumi dalam bentuk
lima lapisan terbentuk, muncul kehidupan bumi pertama, yaitu bakteri autotrof
penghasil oksigen di lautan, dan oksigen hasil fotosintesis bakteri tersebut
menuju ke permukaan laut. Kehidupan selanjutnya yaitu tumbuhan multisel
eukariotik dan hewan primitif, yaitu protozoa.
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa
diharapkan tidak hanya sekedar mempelajari sejarah pembentukan bumi tetapi
harus mengimplementasikan nilai-nilai Tri Darma Perguruan Tinggi salah
satunya adalah penelitian
dan pengembangan, dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam
maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pembentukan bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ally,
Abdullah dan Eny Rahma. 2001. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ford,
Harry. 2003.
Ruang Angkasa. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ischak.
1991. Geografi 2 A. Yogyakarta : Intan Pariwara.
Karyana,
Yana. 2010. Menyonsong Olimpiade Sains
Nasional : Geosains SMA. Yogyakarta : CV. Intersolusi Pressindo
Yogyakarta.
L,
Ganilin E. 2000. Jendela Iptek:Evolusi.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nugroho,
Ikhlasul Adi. 2007. Bumi dan Tata Surya.
Yogyakarta : Empat Pilar
Pendidikan.
Sulastri,
dan Bambang Agus Priambodo. 2012. Bilingual
Science : Physics for Junior High School 3.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tanudidjaja, Moh. Ma’mur.
1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Angkasa.
Jakarta :
Depdikbud.
Yahya, Harun. 2004. Penciptaan Alam Semesta. Bandung :
Dzikra.
Yahya, Harun. 2004. Pesona
di Angkasa Raya.
Bandung :
Dzikr
Komentar
Posting Komentar