Surat Rekomendasi #3
jadi cerita hari ini adalah gua minta surat rekomendasi ke dosen untuk program yang lagi gua apply. surat rekomendasi yang diminta ini harus ada 2 yang pertama dari akademik yang kedua dengan dosen yang familiar dengan gua. gua udah minta ke akademik. nah yang kedua gua minta ke dosen yang cukup familiar dengan gua. karena di jurusan gua ada kaya bimbingan konseling dari dosen dan gua sama dosen ini, sebut saja ibu Z ini cukup akrab karena beliau baik banget dan understanding banget ke mahasiswa nya. keren dah ibu Z ini. udah pinter, cantik, berwibawa, asik, pengertian wah kaya ibu sendiri deh. nah gua akhirnya mengajukan permohonan surat rekomendasi ke beliau. tapi beliau meminta CV gua dan essay gua tentang cara gua memecahkan masalah-masalah di hidup gua biar dia bisa bikin surat rekomendasi untuk gua. akhirnya buatlah gua CV sederhana dan essay singkat mengenai masalah hidup gua. terus saat gua ketik, gua mikir kan kayanya keren nih kalau gua upload di blog gua. buat sharing-sharing terus buat sekalian curhat biar mengenal gua lebih dalam hehehe. nah ini dibawah gua drop essay singkat gua mengenai masalah hidup gua yang benar-benar "bangke" wkwkw dan gimana "nona paris" ini menghandle nya~ (nona paris ini nickname dari sohib ku dulu untuk aku xixi)
Problem Solving Dicta
Cara saya
memecahkan masalah dalam hidup saya sebenarnya dibentuk seiring berjalannya
waktu. mungkin dimulai dari masalah yang kecil seperti lupa. Saya adalah orang
yang amat sangat pelupa. Hal kecil maupun besar sering saya lupakan. Ini
memberikan saya pengaruh buruk dalam kegiatan saya. Awalnya saya berfikir kalau
ini mungkin akan sembuh tapi ternyata tidak juga. Akhirnya saya menginisiasi
untuk mencatat. Sejak saya SD saya mulai rajin menulis dan mulai mempunyai buku
seperti dear diary untuk mencatat password,
tanggal kejadian bahkan tempat menyimpan barang. Karena skearang sudah lebih
canggih, saya akhirnya beralih ke handphone.
Saya gunakan notes yang ada di hp saya untuk menulis semuanya. Maka dari itu
catatan saya bisa dibilang lumayan banyak. Tapi dengan rajin mencatat saya jadi
suka menulis. Saya juga menuangkan beberapa catatan saya di blog pribadi saya
yang masih aktif sampai sekarang.
Permasalahan di
hidup saya mulai meningkat karena bertambahnya usia. Saya agak kurang bisa
akrab dengan ayah saya. Beliau orang yang cukup keras kepala dan suka
mengucapkan umpatan bahkan kepada anaknya. Tapi saya tetap menyayangi nya dan
tetap ingin membanggakannya. Suatu waktu yang menurut saya paling parah adalah
saat ayah saya benar-benar marah saat saya pulang cukup malam. Iya benar memang
perempuan bahaya pulang malam hari. Namun saat itu ayah mungkin benar-benar
lelah dan pusing akan pekerjaannya dan anaknya malah pulang malam. Segala
umpatan dilontarkan sambil memegang sapu yang siap mengenai tubuh saya kapan saja
ia mau. Bunda juga menasehati ku sambil menahan ayah. Aku yang juga bisa
dibilang masih muda dan cukup keras kepala ikut menentang segala tuduhan ayah
yang berkata aku keluar dengan laki-laki padahal tidak dan segala hal yang
katanya membuat keluarga malu. Perdebatan itu berlangsung cukup lama hingga
akhirnya kita sama-sama kehabisan tenaga. Aku naik keatas, kekamar ku sambil
menangis hingga tertidur. Namun karena saya bertambah dewasa beberapa hal mulai
dapat saya pahami pelan-pelan. Alasan mengapa ayah saya bisa semarah itu dan
alasan lain yang dulu saya masih enggan pikirkan. Saya sekarang bisa dibilang
lebih sedikit dekat dengan ayah saya tidak seperti dulu. Saya mulai dengan
mencari topik perbincangan yang sekiranya bisa nyambung untuk dibahas tiap sore
hari saat ia pulang kerja. Saya menyiapkan minum untuknya. Saya mulai belajar
memasak karena dia tidak suka makanan diluar dan bunda selalu pulang kerja
malam hari dan tidak punya tenaga untuk masak. Saya coba mendapatkan pencapaian
di sekolah dan di kampus agar dia tahu anak nya bukan anak nakal seperti yang
ia katakan dulu. Bisa dibilang cara itu ampuh untuk menaklukan hati ayah yang
bisa dibilang keras.
Ada beberapa
masalah yang saya takut kan dalam hidup saya benar-benar terjadi. Mungkin yang
semua perempuan takutkan. Saya pernah mengalami pelecehan seksual. Mungkin hal
ini masih sangat tabu untuk diceritakan tapi ini cukup membekas di ingatan saya
dan saya cukup mengalami trauma sejak saat itu. Kenapa? Karena kejadian itu
terjadi dikelas dan dilakukan oleh teman sekelas saya. Di posisi ini saya
benar-benar merasa jijik dengan diri saya sendiri. Bahkan saya malu untuk
datang ke kelas keesokan harinya. Hari itu sangat panjang sekali. Apalagi malam
nya saya benar-benar tidak bisa tidur dan menghabiskan seluruh air mata untuk meratapi
diri sendiri. Mungkin hingga sekarang bisa dibilang saya belum total ‘sembuh’
tapi cara saya mengatasi nya, saya mencoba berdamai dengan diri sendiri dulu.
Bagaimana caranya? Saya menaikan kualitas diri saya. Saya belajar lebih giat
dan mengkuti beberapa perlombaan. Entah mengapa saat saya meraih sesuatu saya
merasa kualitas diri saya meningkat dan saya bangga dengan diri saya. Semakin
saya bangga dengan diri saya, semakin saya melupakan kejadian itu dan mulai
berpikir bahwa apapun yang terjadi pada tubuh saya tidak akan menurunkan
kualitas saya sebagai perempuan.
Komentar
Posting Komentar